Merah Silu


Kisah bermula ketika Merah Gajah yang menikah dengan Putri Betong telah di karuniai 2 orang anak lelaki yaitu Merah Silu & Merah Hasum. Pada awalnya, Merah Gajah tidak mengetahui istrinya mempunyai sehelai rambut berwarna keemasan di tengah kepala sampai beliau melihat istrinya menyisir rambut. Merah Gajah mau mencabut rambut tersebut tetapi di halang oleh istrinya. Sewaktu Putri Betong tidur, Merah Gajah mencabut rambut tersebut sehingga menyebabkan keluar darah dari liang rambut yang menyebabkan kematian Putri Betong.





Berita kematian Putri Betong menimbulkan kemarahan ayahandanya, Raja Muhammad yang mengambil tindakan membunuh Merah Gajah. Ayahanda Merah Gajah yaitu Raja Ahmad kemudian bertindak balas menyerang Raja Muhammad sehingga terjadi peperangan sengit yang menyebabkan keduanya terbunuh, termasuk sejumlah besar rakyat. Yang tersisa hanya Merah Silu & Merah Hasum serta beberapa rakyat yang masih hidup & mengaku taat setia kepada keduanya untuk terus tinggal di negri Semerlanga itu.




Merah Silu & adiknya, Merah Hasum, berhasrat meninggalkan negri itu karna tidak ada lagi kerabatnya yang tersisa. Mereka berdua keluar meninggalkan negri Semerlanga menuju ke sebuah negri bernama Beruana. Mereka membuka perkampungan di tepi sungai. Suatu hari ketika di sungai, Merah Silu melihat banyak ikan. Kemudian, dia pergi ke hulu sungai menahan bubu. Beberapa kali bubu yang di tahannya di penuhi dengan cacing gelang. Akhirnya, dia mengambil keputusan membawa pulang cacing gelang itu & merebusnya di dalam kawah. Cacing itu kemudian berubah menjadi emas & buihnya menjadi perak, menyebabkan Merah Silu menjadi kaya.

Merah Hasum hanya diam ketika mendengar berita Merah Silu menjadi kaya. Pada suatu hari, Merah Silu menangkap kerbau liar tetapi tindakannya itu tidak di senangi oleh Merah Hasum karna menurutnya, yang Merah Silu lakukan itu tidak berguna & hanya mempermalukan dirinya sebagai adik Merah Silu. Merah Hasum kemudian meminta Merah Silu menghentikan perbuatan tersebut & menyuruh Merah Silu keluar dari negri itu jika tidak mau mendengar perkataannya. Akhirnya, Merah Silu mencari tempat tinggal baru dengan membawa segala harta & kerbaunya. Merah Silu tiba di hulu Karang & menetap di situ, tetapi kehadirannya tidak di senangi oleh penduduk kampung karna kerbaunya itu memakan tanaman mereka.

Merah Silu berpindah lagi ke sebuah negri bernama Buluh Telang. Di sini, beliau bertemu dengan Megat Iskandar & menyatakan keinginannya untuk tinggal di negri tersebut serta menganggap Megat Iskandar sebagai bapanya. Megat Iskandar menyetujui keinginan Merah Silu tinggal di situ & mengizinkannya memelihara kerbau karna ada ladang yang luas. Merah Silu suka menyabung ayam & selalu memberi kerbau sebagai hadiah kepada mereka yang menyabung ayam serta yang menontonnya. Megat Iskandar dengan persetujuan penasihat kerajaan & rakyat kemudian melantik Merah Silu menjadi raja di Rimba Jerun. Sultan Malikul Nasar tidak setuju & menyerang Merah Silu. Beberapa kali peperangan terjadi antara mereka & akhirnya sultan tewas serta Merah Silu menjadi raja di Rimba Jerun.

Sumber : https://lamanbahasa.files.wordpress.com/2010/03/nota-rujukan-prosa-tradisional-merah-silu.pdf

0 Response to "Merah Silu"

Posting Komentar