Sejarah Asia Timur

IMPERIUM MONGOL RAYA

A.      Berdirinya Dinasti Yuan
Cikal-bakal Dinasti Yuan adalah seorang yang pernah menggentarkan separuh belahan dunia bernama Jenghis Khan. Ia lahir pada tahun 1155 dengan nama Temuchin. Karena kegagahan dan kepahlawanannya, pada tahun 1206 Jenghis Khan diangkat menjadi pemimpin tertinggi suku-suku Mongol (khan). Pada mulanya, suku-suku bangsa Mongol adalah taklukan Kerajaan Jin dan gemar berperang satu sama lainnya. Setelah berhasil menyatukan bangsa Mongol, Jenghis Khan mulai mengincar negara-negara tetangganya. Mula-mula ditaklukannya Kerajaan Xia Barat pada tahun 1209. Kebangkitan bangsa Mongol ini, dipandang oleh Dinasti Song sebagai kesempatan berharga untuk menakhlukkan Jin yang sering menjadi ancaman bagi mereka. Oleh karena itu, Song dan bangsa Mongol membangun suatu persekutuan dan berhasil menaklukkan Jin.
Setelah meruntuhkan Jin, Jenghis Khan mengalihkan perhatiannya pada Liao Barat dan menamatkan riwayat negeri itu pada tahun 1218. Chwarezm, suatu kerajaan yang didirikan bangsa Turki di Asia Tengah, menjadi target serangan Jenghis Khan berikutnya. Kota Bukhara, Samarkand, Balkh, Bamiyan, dan lain sebagainyaberhasil direbutdan penduduknya dibinasakan. Dua orang jenderal Jenghis Khan menyapu Iran Utara, Kaukasus, dan memasuki Rusia. Pasukan Mongol mengalami kemenangan di Asov (1223) dan setelah menghancurkan Krim, mereka berbalik ke timur melalui Pegunungan Ural untuk bergabung dengan pasukan induknya di Turkistan. Oleh karena bangsa Tangut yang pernah mendirikan Kerajaan Xia Barat tidak bersedia mengirim pasukannya, Jenghis Khan lalu memimpin ekspedisi militer untuk menghukum mereka, tetapi ia wafat saat mengepung Ningxia.
Jenghis Khan digantikan oleh putra ketiganya, Ogodai, yang mulai berencana untuk menaklukkan Dinasti Song, tetapi gagal meskipun berhasil merebut Sichuan. Ogodai kemudian mengalihkan serangannya ke Eropa dan berniat menaklukkan benua tersebut. Moskow dan Kiev ditaklukkan dan dimusnahkannya pada tahun 1240. Kelompok pasukan lainnya memasuki Polandia, membakar Krakow, menyerbu Silesia, serta merebut Breslau. Di Liegnitz, pasukan kesatriadan bangsawan Jerman dikalahkannya (1241). Bangsa Mongol kini semakain memasuki jantung benua Eropa, sehingga seluruh bangsa di anak benua itu gemetar ketakutan. Namun, misi penaklukkan ini terpaksa harus dihentikan karena Ogodai meninggal mendadak pada tahun 1241, sehingga mereka harus kembali ke negerinya untuk memilih khan baru. Pengganti Ogodai adalah putranya yang bernama Guyuk, tetapi ia tidak berusia panjangdan meninggal kurang lebih enam tahun kemudian (1247).
Mangu, seorang cucu Jenghis Khan, diangkat sebagai penguasa baru. Kakhalifahan di Bagdad dihancurkannya (1258). Ia menitahkan saudaranya Kubilai (yang kelak menjadi khan berikutnya) untuk menjadi wakilnya di dua provinsi China yang telah direbut. Kerajaan Nanzhao di Yunnan ditaklukkan dengan maksud dijadikan pangkalan untuk menyerang Dinasti Song dari arah selatan. Untuk mengurung posisi Song, mereka maju lebih jauh dengan menaklukkan Indocina. Tetapi, sebelum niat untuk menyerang Song ini terlaksana, Mangu Khan mendadak meninggal.
Kubilai memerintahkan jenderal-jenderalnya agar mengangkat dirinya sebagai Khan baru di Xanadu pada tahun 1260. Ia adalah raja Mongol pertama yang menempatkan ibukotanya di wilayah China (yakni Beijing sekarang yang diganti namanya menjadi Khanbaligh), dimana sebelumnya para pendahulunya memerintah dari Karakorum. Beberapa tahun kemudian, Kubilai memakai nama Tionghoa-Yuan-bagi dinasti barunya itu. Setelah itu, Kubilai makin menggencarkan serangannya terhadap Dinasti Song dan berhasil merebut Linan, ibukota Dinasti Song Selatan pada tahun 1276. Meskipun ibusuri telah menyerah kepada bangsa Mongol dan Kaisar Gongzong telah diangkut sebagai tawanan, tetapi peperangan masih dilanjutkan oleh para panglima perang yang setia kepada Dinasti Song. Oleh karena desakan pasukan Mongol yang terus-menerus itu, kaisar dan keluarga kerajaan harus mengungsi ke laut. Akhirnya, pada tahun 1279, ketika menyadari tiada harapan lagi untuk melarikan diri, Lo Xiufu, salah seorang hamba setia Dinasti Song, menerjunkan diri ke laut bersama dengan Bingdi, kaisar terakhir Dinasti Song yang masih bocah.
Dinasti Yuan merupakan dinasti asing di China, karena didirikan oleh bangsa Mongol. Meskipun Jenghis Khan adalah cikal-bakal dinasti ini, tetapi Kubilai Khan yang bergelar Shizu (1279-1294) dianggap sebagi pendirinya. Peristiwa terpenting pada zamannya adalah kunjungan Marco Polo (1254-1323), seorang pedagang dari Venesia. Hal ini menandai persinggungan antara Dunia Timur dan Barat, yang kemudian sempat terhenti selama kurang dari 600 tahun. Proyek besar yang dibangun pada zaman ini adalah perpanjangan terusan yang telah dibangun oleh Kaisar Sui Yangdi, demi memudahkan pengiriman gandum dari wilayah selatan ke ibukota mereka.
Suatu hal yang luara bisasa yang dapat dipelajari dari Kubilai Khan adalah toleransinya pada semua agama. Pada masa kekuasaannya, agama Buddha, Islam, Kristen, dan lain sebagainya, dapat hidup berdampingan dengan damai. Hal selanjutnya yang patut dicatat pada masa pemerintahan Kubilai Khan adalah serangannya ke Jawa dan Jepang. Kekalahan armada Kubilai Khan waktu menyerang Jepang dikarenakan tidak mengenal medan lautan, sehingga seluruh armadanya tenggelam di laut Jepang karena dihantam badai taifun, yang memang setiap tahun menerpa Jepang pada bulan Juli.
Kubilai Khan digantikan oleh cucunya Temur Oljeitu (1294-1307), di mana pada masa pemerintahannya, ditanda-tangani perjanjian perdamaian dengan Jepang. Setelah kematiannya pada tahun 1307, kekuasaan Mongol melemah secara drastis. Pertikaian antara kelompok yang pro dan kontra terhadap budaya Tionghoa mewarnai suksesi kekuasaan sepanjang akhir hayat dinasti ini. Terjadi semacam tumpang tindih dalam administrasi pemerintahan negara, seperti keharusan untuk menyediakan lapangan kerja bagi kaum elite Mongol dan para pedagang asing, serta penggunaan empat macam bahasa (bahasa Tionghoa sehari-hari dan tertulis, Uighur, dan Persia bagi para pedagang Muslim). Perpindahan tahunan diantara dua ibukota, yang harus diikuti oleh seluruh pejabat dan seisi istana, mengakibatkan pemborosan baik dari segi finansial maupun waktu. Dari perpindahan tersebut, para pejabat harus menghabiskan waktu sekurang-kurangnya satu setengah bulan dalam perjalanan. Percetakan uang yang berlebihan mengakibatkan inflasi besar-besaran pada masa itu.
Penggantinya, Khaishan (1308-1311), merupakan seorang penguasa yang memegang teguh tradisi padang rumput Mongolia. Sehingga ia bukan seorang penguasa yang berpengalaman dalam administrasi pemerintahan kerajaan dan berlaku seperti seorang kepala suku nomad biasa. Gelar dan hadiah dianugerahkan sekehendak hatinya, sehingga seorang aktor, jagal, biarawan Buddhis, dan pendeta Daois dapat diangkat sebagai menteri. Uang dihambur-hamburkannya untuk membangun istana atau biara –biara Buddhis, dan setelah itu mencetak uang kertad sebanyak tiga kali lipat gunamengisi kekosongan kas negara. Akibatnya, inflasi yang sudah parah menjadi makin tak terbendung.
Khaisan digantikan oleh saudaranya, Ayurbarwada (1311-1320), seorang penguasa yang terdidik dalam tradisi Tionghoa. Ia merupakan seorang yang mencintai seni lukis dan kaligrafi. Sebagi seorang yang menganut sistem pemerintahan Konfusianis, kaisar memecat menteri-menteri pro tradisi Mongol dan sebagai gantinya mengangkat kaum Konfusianis. Sistem ujian penerimaan pejabat diberlakukannya kembali. Tindakan yang pro Konfusianisme ini mengakibatkan ditentang keras oleh suatu faksi yang dipimpin oleh Ibusuri Targi, ibu Ayubarwada sendiri, dan menterinya, Temudur.
Setelah Ayurbarwada wafat, putranya yang bernama Shidebala (1321-1323) naik tahta meneruskan tampuk pemerintahan Dinasti Yuan. Sebagai seoranf penguasa, ia berhasil merangkul kedua faksi yang ada. Meskipun demikian, masa awal kekuasaannya didominasi oleh ibusuri Targi dan Temudur yang korup. Mereka melakukan serangkaian aksi teror terhadap menteri-menteri yang pro terhadap budaya Tionghoa. Ini berlangsung hingga wafatnya Temudur, di mana kaisar dengan dibantu oelh menteri barunya, Baiju, berhasil memberantas korupsi. Politik antikorupsi inilah yang pada akhirnya menamatkan riwayat Shidebala karena dibunuh oleh seorang bangsawan yang pengahasilan ilegalnya berkurang akibat kebijaksanaan tersebut.
Kaisar berikutnya, Yesun Temur (1323-1328) merupakan seorang penguasa yang paling kolot memegang tradisi padang rumput Mongolia. Karena fanatisme sukunya yang demikian kuat, ia hanya mengangkat orang dari bangsa Mongol saja sebagai menterinya. Yesun menghidupkan kembali tradisi Mongolia yang memperlakukan semua agama secara sama, di mana rohaniawan Muslim dan Kristen juga dibebaskan dari kerja wajib bagi negara, sebagaimana halnya dengan rohaniawan Buddhis serta Daois.
Yesun Temur digantikan oleh putranya yang bernama Aragibag. Ia hanya sempat memerintah selama sebulan saja, sehingga tidak dimasukkan dalam daftar penguasa Dinasti Yuan. Tugh Temur (1328-1329 dan 1329-1332) menggantikannya sebagi kaisar, tetapi mundur setahun kemudian demi naik tahtanya Khosila (1329), kakaknya. Setelah Khosila wafat setahun kemudian, Tugh Temur naik tahta kembali sebagai kaisar. Yesun Temur barangkali merupakan kaisar Dinasti Yuan yang paling terpelajar serta memiliki banyak kecakapan. Kehidupannya diwarnai oleh kesederhanaan dan ia memangkas berbagai pemborosan yang terjadi dalam istana, seperti mempekerjakan terlalu banyak pegawai hingga mencapai 10.000 orang, yang mencakup penjaga, pemelihara burung elang, dan juru masak.
Tahta selanjutnya beralih pada seorang bocah berusia enam tahun yang bernama Irinjibal, putra Khosila, tetapi ia hanya sempat memerintah selama 53hari saja, sehingga tidak dimasukkan dalam daftar resmi penguasa Dinasti Yuan. Kakaknya, Toghon Temur (1333- 1368), menggantikannya sebagai kaisar, dimana masa pemerintahannya merupakan yang terlama di antra seluruh penguasa dinasti ini. Meskipun menyatakan bahwa ayahnya adalah Khosila, tetapi diyakini secara meluas bahwa ia sesungguhnya adalah putra Kaisar Song Gongzong yang diadopsi oleh Khosila. Oleh karena masih terlalu muda dan belum sanggup memerintah, Toghon Temur menyerahkan urusan pemerintahan kepada para menterinya. Bayan, penasihat utamanya, menimpakan kesalahan atas mundurnya Dinasti Yuan pada proses penyerapan  budaya Tionghoa yang masih berlangsung hingga saat itu. Ia lalu melarang bangsa Tionghoa untuk mempelajari bahasa Mongol dan memberlakukan politik segregrasi. Senjata, kuda, dan perkakas besi juga disita olehnya dari tangan bangsa Tionghoa. Bahkan pementasan opera China turut pula dilarangnya.
B.       Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Semasa Dinasti Yuan
Zhu Shijie adalah ahli matematika terkemuka pada zaman ini, yang telah menemukan apa yang belakangan dikenal sebagi Segitiga Pascal. Penemuan itu tercantum dalam karyanya yang berangka tahun 1303 berjudul Siyuan yujian. Oleh karenanya, penemuan ini 300 tahun lebih awal dibandingkan dengan penemuan serupa oleh Blaise Pascal.
Persinggungan dengan budaya lain ikut memajukan ilmu pengetahuan China. Bangsa Iran  ( Persia ) yang saat itu sangat maju dalam bidang matematika dan astronomi ikut memengaruhi perkembangan ilmu di China. Tidak lama setelah penaklukkan Bagdad pada tahun 1258, sebuah observatorium didirikan di Maragha, sebelah selatan Tabris. Seluruh ahli astronomi berbagai bangsa diundang kesana. Ahli Astronomi dan geografi Persia yang bernama Jamal al-Din (sekitar 1301) mempersembahkan pada kaisar suatu risalah bergambar mengenai ilmu bumi. Pada tahun 1267 ia menciptakan sistem penanggalan baru. Kaisar mendirikan pula sebuah observatorium Islam (huihui istian tai), yang selanjutnya ditiru oleh kaisar pertama Dinasti Ming. Ata ibn Ahmad menulis suatu karya tentang astronomi pada tahun 1362, yang membahas mengenai fase-fase bulan.
C.      Perkembangan Ilmu Pengobatan Semasa Dinasti Yuan
Yelu Chucai adalah penasihat utama Jenghis Khan yang mengumpulkan kembali naskah-naskah pengobatan lama. Akademi ilmu pengobatan direorganisasi pada tahun 1305 dan sebelumnya ensiklopedi ilmu pengobatan telah dicetak ulang pada tahun 1300. Tabib terkemuka Dinasti Yuan adalah Zhu Danxi alias Zhu Zhenheng (1280-1358).
D.      Perkembangan Seni Semasa Dinasti Yuan
Drama merupakan karya sastra terkemuka pada zaman Yuan. Drama Dinasti Yuan (zaju) yang merupakan awal Opera Peking dipentaskan dengan melibatkan 3 unsur : nyanyian, tarian dan dialog para pemain yang diiringi musik. Salah seorang penulis drama terkemuka Dinasti Yuan adalah Guan Hanqing yang lahir sekitar pertengahan abad ke-13. Buah karyanya masih dikagumi hingga saat ini, sehingga Dewan Perdamaian Dunia menyatakannya sebagai salah seorang yang telah memberikan sumbangan bagi kemanusiaan pada tahun 1958. Guan Hanqing merupakan seorang sastrawan yang dekat dengan rakyat, sehingga karya-karyanya banyak menyoroti kehidupan mereka. Wang Shifu adalah dramawan lainnya yang menulis kisah berjudul Xixiangji (Bilik Barat). Kemudian Zhang Guobin adalah seorang sastrawan wanita yang menulis kisah yang tak kalah menariknya berjudul Menyambung Kemeja.
E.       Penjelajahan dan Hubungan Luar Negeri Semasa Dinasti Yuan
  1. Kedatangan Marco Polo
Muhibah Marco Polo ke China memiliki nilai penting bagi hubungan antara Barat dan Timur, sebab selama berabad-abad kemudian, catatan perjalanan yang ditulis Marco Polo itu merupakan satu-satunya informasi mengenai China bagi bangsa Barat. Marco Polo adalah putra seorang pedagang Venesia bernama Nicolo Polo, yang menyertai ayahnya dalam perjalanan ke Timur. Saat memulai perjalanan itu pada tahun 1271, usiannya baru 17 tahun. Pada tahun 1275, tibalah mereka di Shangdu, Mongolia Selatan, tempat istirahat musim panas Kubilai Khan. Anak muda Venesia itu menarik perhatian Kubilai Khan karena kecerdasannya, dan ia dengan segera menguasai bahasa Tionghoa. Belakangan Marco Polo mendapat kepercayaan Kubilai Khan untuk menunaikan berbagai tugas perang, dan bahkan pernah diangkat sebagai Gubernur Yangzhou.
  1. Kunjungan Ibn Battuta
Ibn Battuta (1304-1377) adalah seorang penjajah yang berasal dari Tanger. Pada tahun 1325, ia memulai perjalanan muhibahnya ke Mesir, Makkah, Iran, Syria, Asia Tengah, dan India Utara. Selama delapan tahun, ia tinggal di Dehli, India, sebelum melanjutkan perjalanan kembali lewat laut ke Sumatera, Jawa, dan Asia Timur. Kapalnyamendarat di Quanzhou dan singgah di Beijing setelah sebelumnya menjelajahi Provinsi Guangdong dan bagian China lainnya. Ibn Battuta adalah seorang pengamat yang baik dan ia meninggalkan catatan mengenai keadaan China saat itu yang telah mengenal uang kertas, batu bata, dan teknik pembuatan kapal.
  1. Peperangan dengan Jawa
Meskipun telah menguasai wilayah yang luas Kubilai Khan masih belum puas dan ingin menaklukkan pulau-pulau di laut selatan, termasuk Jawa. Pada tahun 1280 dikirimnya utusan ke Jawa untuk memaksa penguasanya agar mengakui kekuasaan bangsa Mongol. Saat itu yang berkuasa di Jawa adalah Kerajaan Singasari dengan Kertanegarasebagai rajanya. Kertanegara tidak memedulikan ancaman Kubilai Khan itu, dan bhakan dengan sengaja melukai wajah sang utusan serta mengirimnya pulang. Kubilai sangat marah dengan penghinaan tersebut dan mengirimkan pasukannya ke Jawa untuk menaklukkan Singasari. Seribu kapal yang berisikan 20.000 prajurit bertolak ke Jawa pada tahun 1292 dan mendarat di Tuban pada tahun 1294. Sebenarnya saat itu Kertanegara sudah wafat dibunuh oleh seorang pemberontak bernama Jayakatwang dari Kediri.
Raden Wijaya, menantu Jayakatwang, mendengar kedatangan balatentara Mongol ini, dan memanfaatkannya untuk membalas dendam kematian mertuanya itu. Tentara Mongol terus maju menuju Singasari dan di tengah perjalanan mereka mendengar bahwa Kertanegara sudah wafat dan menantunya, Raden Wijaya, bersedia menyerah, asalkan pasukan Mongol membantunya mengalahkan Jayakatwang. Demikianlah terjadi persekutuan antara Raden Wijaya dan pasukan Mongol. Pertempuran terjadi di daerah Pacekan, yang berakhir dengan kekalahan tentara Jayakatwang. Pada saat yang bersamaan, Jayakatwang mengirimkan pasukan mengejar Raden Wijaya hingga ke Majapahit, sehingga ia membutuhkan pertolongan. Pasukan garis depan Mongol yang dipimpin oleh Gao Xing bergerak maju membantu Raden Wijaya dan berhasil menduduki Canggu. Setelah itu terjadilah pertempuran dengan tentara Jayakatwang yang menyerang dari tiga arah, tetapi mereka berhasil dipukul mundur. Kini jalan menuju Kediri telah terbuka lebar. Pasukan Jayakatwang yang berjumlah 100.000 orang bertempur dengan gagah berani, tetapi berhasil dikalahkan. Jayakatwang akhirnya menyerah.
Sesudah Jayakatwang dikalahkan, Raden Wijaya diperkenankan pulang ke Majapahit oleh ihak Mongol guna mempersiapkan upeti bagi Kubilai Khan. Kesempatan ini dipergunakan oleh Raden Wijaya untuk membebaskan diri dari bangsa Mongol. Ia berbalik menyerang tentara Mongol yang saat itu sedang tidak dalam keadaan siaga. Dengan mendapatkan banyak kerusakan, mereka terpaksa melarikan diri ke pantai dan berlayar kembali ke negerinya. Permusuhan ini tidak berlangsung lama dan segera digantikan oleh hubungan perdamaian serta persahabatan. Pada tahun 1297, tibalah seorang duta dari Jawa. Setelah berhasil mengalahkan Jayakatwang dan mengusir bangsa Mongol, Raden Wijaya menobatkan dirinya sebagai raja Majapahit, yang kelak mempersatukan seluruh kepulauan nusantara.
  

EKSPANSI MONGOL

Pada awal hingga pertengahan abad ke-13, bangsa Mongol di bawah kepemimpinan Jenghis Khan melakukan ekspansi besar-besaran di lebih separuh daratan Asia dan Eropa Timur. Hampir lebih dari satu dasawarsa, Jenghis Khan bersama pasukannya menebarkan teror mengerikan. Tanpa pandang bulu, mereka menyerbu, merusak, menghancurkan, membunuh, memperkosa wanita muda dan tua, menjarah harta, dan akhirnya pergi meninggalkan korban begitu saja.
Jenghis Khan berhasil menguasai Tiongkok, mengalahkan Rusia, menghancurkan kekaisaran Persia, mencaplok Polandia dan Hongaria, serta meluluh-lantakan Baghdad sebagai pusat kekhalifahan Islam pada masa itu.
Penyebab Ekspansi
Awalnya bangsa Mongol menyerbu Cina Utara yang dikuasai bangsa Kin. Alasan penyerbuan cukup kuat, bangsa Kin sering menyerang Mongol (Tartar) karena menganggap mereka bangsa biadab. Dalam serangan itu sudah banyak pemimpin Mongol dibunuh dengan cara yang kejam. Ratusan tahun orang Mongol menyimpan dendam itu.
Dalam serbuan yang dipimpin Jenghis Khan, tentara Mongol dengan mudah dapat menundukkan Cina Utara. Penduduk dan pemimpin mereka dibunuh kecuali orang cerdik pandai, seniman, perajin, sastrawan, guru, ahli bahasa, rohaniawan, dokter, ahli sejarah, dan pakar strategi perang. Keberadaban mereka sangat penting untuk melatih dan mendidik orang Mongol sehingga menjadi bangsa yang beradab.
Setelah itu mereka menuju ke selatan, yaitu Tiongkok dan Beijing. Setelah menaklukkan sebagian besar wilayah bangsa tersebut. Pada tahun 1214 mereka mendirikan Dinasti Yuan, sebagai simbol keberhasilan ekspansinya menundukkan kawasan Asia Timur Laut.
Belum cukup sampai di situ, pada tahun 1219, dengan angkuh Jenghis Khan beserta pasukannya melebarkan daerah jajahannya menerjang bangsa-bangsa barat Eropa. Tepatnya ke wilayah-wilayah yang belum pernah mendengar tentang penaklukan-penaklukan yang dilakukannya.
Dunia pun gempar, Setelah melewati tahap-tahap penaklukan tersebut, Jengis Khan dan pasukannya telah menjadi kekuatan tak tertandingi. Mereka berhasil menciptakan kekaisaran berdampingan terbesar yang belum pernah disaksikan dunia. Hal inilah yang membuatnya ditakuti di seluruh Eurasia.
Pada tahun 1227 Jenghis Khan meninggal dunia, sebelum seluruh wilayah Khwarizmi dan Asia Tengah, termasuk Afghanistan dan India utara, berhasil ditaklukkan. Dia digantikan putranya Ogatai (Ogodai) (1229-1241). Dibawah kepemimpinan Ogatai, pasuakn Mongol meneruskan penyerbuannya di Cina, sepenuhnya menguasai Rusia, dan menyerbu maju menuju Eropa.
Ditahun 1241 gabungan tentara Polandia, Jerman, Hongaria sepenuhnya dipukul oleh orang-orang Mongol yang maju pesat menuju Budapest. Tetapi, tahun itu Ogatai meninggal dunia. Pasukan Mongol mundur dari Eropa dan tak pernah kembali lagi.
Selanjutnya dibawah dua Khan berikutnya ( Mangu Khan dan Kubilai Khan, keduanya cucu Jenghis Khan ), orang-orang Mongol meneruskan maju mendesak di Asia. Tahun 1279, orang-orang Mongol sudah menguasai sebuah imperium yang terluas dalam sejarah. Penguasaan daerahnya meliputi Cina, Rusia, Asia Tengah, juga Persia, dan Asia Tenggara.
Tentaranya melakukan gerakan maju yang penuh keberhasilan menambah daerah jajahan. Wilayahnya membentang dari Polandia hingga belahan utara India, dan kekuasaan Kubilai Khan diakhiri di Korea, Tibet, dan beberapa bagian Asia Tenggara.
Suatu imperium yang demikian luas dengan sendirinya sukar diatasi lewat sistem transportasi yang masih primitif. Akibatnya adalah musykil memelihara keutuhan daerah kekuasaan, sehingga pada akhirnya imperium itu terpecah belah.
Meskipun begitu, kenyataan bahwa seluruh wilayah jajahan Mongol dapat ditundukkan dan dikuasai dalam kurun waktu kurang lebih 40 tahun, adalah suatu hal yang patut menjadi perhatian. Bagaimana pun, ini merupakan sebuah ekspansi besar yang sulit dilakukan bagi bangsa-bangsa lain di dunia.

RUNTUHNYA DINASTI YUAN
Pada masa pemerintahan kaisar Dinasti Yuan teakhir, Toghon Temur (1333-1368), terjadi banyak bencana alam seperti banjir dan wabah penyakit, yang diduga merupakan penyakit sampar. Pemberontakan terjadi dimana-mana dan yang terpenting adalah yang dipimpin oleh Zhu Yuanzhang. Mereka berhasil merebut ibukota Dinasti Yuan yang bernama Dadu pada tahun 1368. Kaisar Toghon Temur melariakn diri ke utara, sehingga mengakhiri kekuasaan rezim Mongol di China.
Pemberontakan lainnya yang juga pantas disebutkan adalah Pemberontakan Topi Merah (Hongjin) yang terjadi antara tahun 1351 hingga 1366. Mereka bangkit setelah terjadi banjir besar Sungai Kuning. Pemberontakan-pemberontakan yang terjadi pada akhir Dinasti Yuan kebanyakan memiliki motivasi politik dan keagamaan. Keyakinan akan kedatangan Mitreya ( Mile), Buddha yang akan datang, atau semacam ratu adil di Jawa, ikut mendorong terjadinya perlawanan rakyat.
Salah satu sekte yang meyakini sudah dekatnya kedatangan Maitreya adalah Awam Putih (Baiyun) yang didirikan oleh seorang biksu bernama Kong Qingjiao (1043-1121) dari Linan (Hangzhou). Sekte ini memperoleh banyak pengikut di selatan Sungkai Yangzi. Pengikut mereka menerbitkan pemberontakan di Henan (1335), Hunan (1337), dan pada tahun-tahun berikutnya, di Guandong serta Sichuan.

Pemberontakan petani
Hiperinflasi dan ketidakpuasan atas kerja paksa menanggulangi bencana banjir Sungai Kuning menyebabkan pecahnya pemberontakan petani secara massal. Pemberontakan ini dikenal dengan Pemberontakan Serban Merah yang meletus pada bulan Mei 1351.
Tahun berikutnya, Guo Zixing memimpin pemberontakan dan berhasil menguasai wilayah Haozhou (sekarang Kabupaten Fengyang, Anhui). Pada saat ini, Zhu Yuanzhang ikut berpartisipasi dan berjasa dalam beberapa pertempuran. Jasa Zhu kemudian menarik perhatian Guo yang akhirnya menikahkan putri angkatnya kepada Zhu. Setelahnya, Zhu kemudian meninggalkan Haozhou dan memperkuat diri sendiri. Tahun 1356, dengan kekuatannya sendiri, ia berhasil menaklukkan Jiqing (sekarangNanjing, Jiangsu) dan mengganti nama menjadi Yingtian. Yingtian inilah yang kemudian menjadi ibukota yang baru setelah Dinasti Ming berdiri.


DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Iqbal. 2010. Perang-perang Paling Berpengaruh di Dunia. Jogja : Penerbit Jogja Bangkit Publisher.
Taniputera, Ivan. 2008. History of China. Yogyakarta : Ar Ruzz.
Ahdanism, 2013. Daftar Kekaisaran Terbesar di Dunia. http://ahdanism.blogspot.com/2013/01/daftar-kekaisaran-terbesar-di-dunia.html diakses pada Senin 22 April 2012 )

Boboholic, 2012. Kronologi Sejarah. http://boboholic.blogspot.com/2012/04/kronologi-sejarah.html diakses pada Senin 22 April 2012 )

0 Response to "Sejarah Asia Timur"

Posting Komentar