Menurut beberapa sumber, ia yang nantinya menjadi mualaf, merupakan pendiri kerajaan Islam pertama yaitu Samudra Pasai sekitar tahun 1267. Ia adalah keturunan dari Suku Imam Empat / Sukee Imuem Peuet, yang merupakan sebutan untuk keturunan empat Maharaja / Meurah bersaudara yang berasal dari Mon Khmer / Champa yang merupakan pendiri pertama kerajaan di Aceh Pra - Islam, di antaranya Maharaja Syahir Po - He - La yang mendirikan Kerajaan Peureulak di Aceh Timur, yang putri rajanya kemudian ia nikahi & menghasilkan 2 orang anak.
Menurut Hikayat Raja - Raja Pasai, pada zaman nabi, beliau bersabda pada sahabat - sahabatnya bahwa pada akhir zaman kelak, ada sebuah negri di bawah angin, Samudra namanya. Maka apabila kalian mendengar kabar tentang negri itu, segeralah kalian pergi kesana, bawa isi negeri itu masuk Islam, karna dalam negeri itu banyak yang akan menjadi wali Allah, tapi ada pula seorang fakir di negri Mu'tabari namanya, bawalah ia beserta kalian. Setelah berapa lama, seperti sabda nabi, terdengarlah kepada seluruh negri, hingga ke Mekah pun terdengar nama negri Samudra itu. Syarif di Mekah menyuruh sebuah kapal membawa segala perkakasan kerajaan, seraya di suruhnya singgah ke negri Mu'tabari, adapun nama nakhoda kapal itu Syeikh Ismail. Ketika kapal itu belayar, ia singgah di negri Mu'tabari. Adapun raja di dalam negeri itu Sultan Muhammad namanya. Maka ia pun bertanya tentang asal kapal tersebut yang di jawab bahwa kapal itu berasal dari Mekah yang hendak menuju negri Samudra. Dan kapal itu pergi atas sabda nabi. Ternyata, Sultan Muhammad itu adalah cucu Sayyiddina Abu Bakar As Siddiq RA. Mendengar alasan Syeikh Ismail, ia merajakan anaknya yang tertua di negri itu untuk menggantikan dirinya, sedangkan ia & anaknya yang termuda berganti pakaian menjadi seperti orang fakir karna mereka ingin ikut ke negri Samudra. Para ABK berpikir dalam hati bahwa mungkin mereka ini orang fakir yang di sabdakan nabi. Maka di angkutlah mereka & mulailah berlayar kembali. Sesampainya di sebuah daratan, Sultan Muhammad bertemu dengan Merah Silu di pantai. Ia pun menanyakan nama negri tersebut, yang ternyata adalah Samudra. Sultan Muhammad kembali menanyakan tentang raja di negri itu, yang ternyata adalah Merah Silu itu sendiri. Maka, oleh Sultan Muhammad, Merah Silu di Islamkan & di ajari kalimat syahadat. Setelah itu, Merah Silu pun kembali ke rumahnya. Ketika tidur, ia bermimpi bertemu dengan nabi. Kemudian ia suruh membuka mulutnya yang kemudian di ludahi oleh nabi. Ia mendadak terjaga & mencium wangi kesturi yang berasal dari tubuhnya sendiri. Siangnya, Sultan Muhammad datang kembali sambil membawa Qur'an untuk di baca Merah Silu. Ketika ia baca, Sultan Muhammad langsung meyakinkan Syeikh Ismail bahwa negri ini memang negri yang di sabdakan oleh nabi. Segera setelah itu, Syeikh Ismail memberikan perkakas untuk Merah Silu mendirikan kerajaannya lalu segera kembali ke Mekah. Sedangkan Sultan Muhammad menetap di Aceh.
Walaupun menurut beberapa sumber, Merah Silu baru menerima Islam setelah bertemu nabi dalam mimpi. Namun, ada juga sumber yang menyatakan bahwa Sultan Malik dari Aceh berlayar ke Beruas & baru mendirikan kesultanan di sana.
Nama lain Merah Silu adalah Mara Silu, Muerah Silu, Malik ul Salih, Malik ul Saleh, Malik al Salih / Malik al Saleh.
Sumber :
- http://en.wikipedia.org/wiki/Malik_ul_Salih
- http://id.wikipedia.org/wiki/Malik_al-Saleh
- http://rajaahmad.blogspot.com/2010/06/sultan-malikus-saleh-raja-melayu.html
0 Response to "Merah Silu 2"
Posting Komentar