Pelebegu

Apa itu Pelebegu?
Kepercayaan asli Ono Niha sebelum masuknya agama adalah kepercayaan animisme - dinamisme. Agama kepercayaan Ono Niha adalah fanömba adu yang di sebut Pelebegu, istilah yang di berikan oleh para pendatang yang berarti penyembah roh. Nama lainnya adalah Palebegu & Pelbegu.


Siapa yang mereka sembah?
Agama ini bersifat pada penyembahan roh leluhur. Setiap orang berkata "Tuhanku adalah nenek moyangku" yang berarti dia & Tuhannya lain daripada orang serta Tuhan keluarga lain. Selain itu, bermacam ciptaan & makhluk yang di personifikasikan juga di sembah oleh Ono Niha. Benda ciptaan & makhluk ini meliputi matahari, bulan, pohon besar, buaya, cecak dll.







Sejak kapan kepercayaan ini hilang?
Kepercayaan dalam bentuk animisme di tinggalkan oleh masyarakat setelah para misionaris menyebarkan agama di Nias. Pemusnahan patung secara besar - besaran di lakukan pada masa adanya gerakan Fangesa Dödö Sebua sejak tahun 1916 - 1930 yang di motori oleh para misionaris Kristen dari Eropa yang menganut pandangan Christ against Culture.




Daerah mana yang pada saat itu tidak tersentuh pengaruh misionaris?
Pada 1883, seorang misionaris Jerman bernama J.W. Thomas pergi ke Nias Utara karna berusaha membuka pos Perkabaran Injil namun usahanya itu ternyata gagal karna Ono Niha sangat taat & takut dengan fondrakö - nya sehingga susah menerima Injil.




Bagaimana sistem kepercayaannya?
Tentang kepercayaan Ono Niha, terdapat 2 pendapat. Pertama ialah berhubungan dengan konsep kematian Ono Niha yang percaya bahwa tak ada kehidupan lain setelah kematian. Penganutnya di namakan Malohe Adu.

Yang ke - 2, Ono Niha juga menyembah arwah leluhur yang berdiam di dalam berbagai benda berwujud seperti patung, batu / pepohonan. Setelah kematian, hubungan dengan leluhur tetap berlangsung. Orang yang masih hidup mencoba berhubungan dengan roh karna berbagai alasan, misalnya memberitahukan adanya kelahiran / pernikahan juga meminta bantuan untuk mengawasi keberuntungan anggota keluarga. Para prajurit juga menari dengan mengenakan pakaian perang lengkap pada upacara perkawinan, pemakaman, upacara panen & selamatan. Konon, hal itu di percaya dapat mengusir roh jahat. Di percaya secara luas bahwa leluhur melindungi orang yang masih hidup, sebaliknya yang masih hidup harus mematuhi semua peraturan yang di buat para leluhur, meliputi adat & aturan perkawinan, segi tata susun sosial dsb. Sebagai imbalan, leluhur akan menjamin kelestarian kesejahteraan masyarakat.

Menurut kepercayaan Pelebegu, kehidupan sesudah mati adalah kelanjutan dari kehidupan seseorang di dunia. Orang yang kaya / berkedudukan tinggi maka akan begitu pula keadaannya di teteholi ana'a. Sebaliknya, demikian juga bagi mereka yang miskin. Perbedaan dunia sana dengan dunia sini yaitu terletak pada keadaan terbalik yaitu jika di sini siang maka di sana malam, Demikian juga kalimat dalam bahasa di sana serba terbalik.

Menurut kepercayaan ini, manusia memiliki 2 macam tubuh yaitu tubuh kasar & tubuh halus. Tubuh halus di bagi lagi menjadi 2 macam yaitu moso & lumo - lumo. Jika ada yang meninggal, jenazah di tempatkan di sebuah altar yang terlebih dulu di hias dengan daun & tanaman sebagai wewangian, tujuannya agar kedatangan arwahnya kelak jika kembali ke kampung / rumah di kenali berdasarkan wewangian tersebut.

Sumber :
  1. https://gustavharefa.wordpress.com/bnkp/

0 Response to "Pelebegu"

Posting Komentar