Pemerintahan The Great Louis XIV


PEMERINTAHAN THE GREAT LOUIS XIV

Louis XIV ialah Raja Perancis. Louis XIV, Louis Yang Agung atau dengan mudah sebagai Raja Agung, memerintah Perancis selama 77 tahun, pemerintahan yang paling lama bagi satu raja Perancis atau raja Eropa yang utama.

KEADAAN SOSIAL EKONOMI
Selepas peperangan yang berpanjangan, perbendaharaan Perancis juga hampir musnah apabila Louis XIV mengambil alih penguasaan kerajaan selepas kematian Premier Ministrenya pada tahun 1661. Louis XIV melantik Jean-Baptiste Colbert sebagai Contrôleur-Général des Finances pada tahun 1665. Colbert mengurangkan hutang negara melalui pencukaian yang lebih cekap. Cukai-cukai utamanya termasuk aides, douane, gabelle (cukai garam), dan taille (cukai tanah); aides dan douanes merupakan duti kastam. Sedangkan Colbert tidak memansuhkan pengecualian cukai bersejarah yang diberikan kepada golongan-golongan bangsawan dan paderi, beliau berjaya memperbaik kaedah-kaedah untuk memungut cukai. Colbert juga mempunyai rancangan-rancangan yang meluas untuk mengukuhkan Perancis melalui perdagangan dan perniagaan. Colbert juga membuat pembaikan kepada tentara laut, perkapalan, perdagangan. Oleh itu, beliau ditempatkan sebagai salah satu daripada orang-orang merkantilisme, aliran fikiran mengenai perdagangan dan ekonomi sebenarnya, "merkantilisme" dipanggil Colbertisme di Perancis. Keberhasilan Colbert dalam menata perekonomian negara, memacu Perancis untuk memperluas koloni, untuk mencari kesepadanan kekuatan dengan Inggris. Pada masa Colbert itu Louis XIV disebut sebagai Louis the Great.  
Louis XIV terbukti merupakan seorang yang amat boros, dan memperuntukkan banyak uang untuk membiayai kerajaannya. Ia menjadi penaung seni, dan membiayai tokoh-tokoh kesusasteraan dan kebudayaan seperti Jean-Baptiste Poquelin (atau "Moliere"), Charles Le Brun, dan Jean-Baptiste Lully. Louis XIV juga merupakan penaung untuk Academie Francaise, dan menjadi "Pelindung"nya. Louis XIV melakukan pembinaan kompleks tentara yang dikenali sebagai Hotel des Invalides untuk memberikan perlindungan kepada pegawai-pegawai dan askar-askar yang telah berkhidmat dengan taat setia dalam angkatan tentaranya tetapi kini telah tidak berdaya, baik disebabkan oleh kecederaan maupun disebabkan oleh usia. Walaupun kaedah-kaedah farmaseutik ketika itu masih tidak maju, Hotel des Invalides sering merintis rawatan-rawatan baru dan menetapkan piawai yang baru, berbanding dengan gaya rawatan hospis yang kasar pada zaman itu. Louis XIV menganggap pembinaan Hotel des Invalides sebagai salah satu pencapaian pemerintahannya yang teragung. Bersama-sama dengan Chateau de Versailles, kedua-dua ini merupakan salah satu daripada monumen Eropa yang terbesar serta termahal yang menyanjung raja serta negaranya. Ia juga memperbaik Chateau du Louvre dan lainnya.
Krisis keuangan sangat tampak terjadi pada masa pemerintahan Raja Louis XVI (1774-1792). Kehidupan raja yang mewah ditambah lagi dengan sifat istrinya yaitu Marie Antoinette yang sangat boros dan royal menjadikan beban keuangan yang begitu tinggi harus ditanggung oleh pemerintah kerajaan Prancis. Keluarga raja Prancis, yang secara keuangan sama dengan negara Prancis, memiliki utang yang besar. Sebenarnya selama masa pemerintahan Louis XV (1715-1774) dan Louis XVI, sejumlah menteri, termasuk Turgot (Pengawas Keuangan Umum 1774-1776) dan Jacques Necker (Direktur-Jenderal Keuangan 1777-1781), telah mengusulkan diberlakukannya sistem perpajakan Prancis yang lebih seragam. Artinya untuk menambah pendapatan negara, perlu diberlakukan pajak yang harus dibayar oleh seluruh golongan masyarakat termasuk golongan bangsawan dan pendeta. Akan tetapi usul ini mengalami kegagalan. Hal ini disebabkan pembebanan pajak untuk semua golongan mendapatkan tantangan terus-menerus dari parlemenyang didominasi oleh para bangsawan, yang menganggap diri mereka sebagai pengawal nasional melawan pemerintahan yang sewenang-wenang, dan juga dari fraksi-fraksi pengadilan. Selain itu, dari pihak raja sendiri tidak ada kewibawaan yang dapat menekan kaum bangsawan dan pendeta untuk turut andil mengurangi beban negara dengan jalan membayar pajak. Akibatnya, kedua menteri akhirnya diberhentikan. Krisis keuangan semakin memburuk dengan semakin membengkaknya jumlah utang pemerintah serta defisit anggaran yang semakin meningkat. Hal ini dipicu oleh keikutsertaan Prancis dalam membantu para kolonis dalam perang kemerdekaan atau revolusi Amerika. Bantuan yang diberikan oleh Prancis terhadap para koloni berasal dari pinjaman luar negeri, mengakibatkan utang Prancis semakin meningkat, bahkan melebihi jumlah dua kali lipat dari sebelumnya. Pasca revolusi Amerika, Prancis harus membayar cicilan utang dan bunga pinjaman yang semakin meningkat. Anggaran Keuangan Negara lebih banyak disalurkan untuk pembayaran cicilan utang dan sisanya digunakan untuk pembiayaan angkatan bersenjata dan istana raja. Hanya sebagian kecil dari anggaran tersebut yang digunakan untuk pembangunan sektor perhubungan dan pemerintahan.

KEADAAN SOSIAL POLITIK
Kekuasaan raja yang absolut telah berlaku di Prancis sejak masa kekuasaan Raja Louis XIII (1610-1643). Pada perkembangannya, kemudian kekuasaan raja yang absolut ini terus dikembangkan oleh raja-raja berikutnya dan mencapai puncaknya pada masa kekuasaan Raja Louis XIV (1643-1715). Hal ini terlihat dari tindakan-tindakan Raja Louis XIV yang menunjukkan absolutisme yang sangat tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan tindakan-tindakan raja yang cenderung bersifat sewenang-wenang, seperti tidak adanya undang-undang yang mendasari kekuasaan raja, penggunaan keuangan negara oleh raja dan keluarganya yang digunakan semaunya, tidak terdapatnya kepastian hukum, tidak terbentuknya dewan legislatif, sehingga raja dapat menjalankan kekuasaannya tanpa batas Absolutisme raja juga ditunjukkan oleh ucapan dan pernyataannya yang menyebutkan bahwa negara adalah saya (L etat c est moi). Pernyataan ini menunjukkan bahwa raja adalah pusat dari segala-galanya yang memiliki kekuasaan mutlak dalam segala kehidupan, termasuk rakyatnya. Lebih parah lagi adalah bahwa raja menganggap dirinya sebagai penjelmaan Tuhan yang berkuasa di muka bumi ini (des troit Devin). Pernyataan ini semakin menunjukkan kekuasaan raja yang tak terbatas, baik secara duniawi maupun yang berkaitan dengan keagamaan. Raja Louis juga mudah member surat penangkapan (letter de cachet) bagi siapa pun yang dicurigainya. Saat Raja Louis XIV Jalannya roda pemerintahan lebih banyak dikendalikan oleh permaisurinya, Marie Antoinette.Masa pemerintahan para Raja Perancis sampai dengan Louis XIV disebut sebagai ancient regime (masa pemerintahan yang lama) melihat begitu lamanya absolutism menguasai Perancis sejak pemerintahan Dinasti Karolingen, tetapi pelaksanaan secara rillnya oleh Raja Henry IV Navare (1589-1610). (Jaja Wahyudi, 2012 : 111)

KESIMPULAN
Pada masa pemerintahan Louis XIV dalam keadaan sosial ekonomi saat itu krisis keuangan sangat tampak terjadi, keadaan perbendaharaan Perancis saat itu benar-benar memprihatinkan. Namun, ketika Louis melantik menteri keuangannya yaitu Colbert, Colbert mempunyai rancangan-rancangan yang meluas untuk mengukuhkan Perancis melalui perdagangan dan perniagaan. Colbert juga membuat pembaikan kepada tentara laut, perkapalan, perdagangan. Oleh itu, beliau ditempatkan sebagai salah satu daripada orang-orang merkantilisme, aliran fikiran mengenai perdagangan dan ekonomi sebenarnya, "merkantilisme" dipanggil Colbertisme di Perancis. Keberhasilan Colbert dalam menata perekonomian negara, memacu Perancis untuk memperluas koloni, untuk mencari kesepadanan kekuatan dengan Inggris. Pada masa Colbert itu Louis XIV disebut sebagai Louis the Great.
Kemudian untuk keadaan sosial politik Perancis pada masa Louis XIV, kekuasaan raja yang absolut telah berlaku di Prancis. Kekuasaan raja yang absolut mencapai puncaknya pada masa kekuasaan Raja Louis XIV (1643-1715). Hal ini terlihat dari tindakan-tindakan Raja Louis XIV yang menunjukkan absolutisme yang sangat tinggi. Louis memerintah Perancis selama 77 tahun, pemerintahan yang paling lama di Perancis. Louis XIV menambah kuasa dan pengaruh Perancis di Eropa.


Sumber :
Hans J. Morgenthau. 1991. Politik Antar Bangsa. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.
Jaja Wahyudi. 2012. Sejarah Eropa Dari Eropa Kuno Hingga Eropa Modern. Yogyakarta : Penerbit Ombak.
Lubna Sungkar. 2007. Peranan Golongan Borjuis Pada Revolusi Perancis tahun 1789.
http://ms.wikipedia.org

0 Response to "Pemerintahan The Great Louis XIV"

Posting Komentar