Perwujudan Sila Ketuhanan Yang Maha Esa dalam Praktik Nyata


PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hingga saat ini nama Pancasila telah dikenal oleh segenap bangsa Indonesia, tidak saja sebagai nama Dasar Negara kita, tetapi juga nama dari Falsafah Bangsa, nama dari Kepribadian Bangsa, nama dari Jiwa Bangsa dan sebagainya (Dardji Darmodihardjo, Santiaji Pancasila).

Pancasila adalah pandangan hidup bangsa dan dasar negara Republik Indonesia. Pancasila juga merupakan sumber kejiwaan masyarakat dan negara Republik Indonesia. Maka manusia Indonesia menjadikan pengamalan Pancasila sebagai perjuangan utama dalam kehidupan kemasyarakatan dan kehidupan kenegaraan. Oleh karena itu, perwujudan nilai-nilai Pancasila harus dimulai dari kesadaran seluruh masyarakat Indonesia ini. Pada makalah ini akan dijelaskan secara rinci tentang implementasi  sila pertama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa dalam praktik nyata.

B. Rumusan Masalah
1.      Apa makna sila pertama dalam Pancasila ?
2.      Bagaimanakah wujud sila Ketuhanan Yang Maha Esa dalam praktik nyata?
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalahini memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila dan agar mahasiswa mengetahui dan memahami nilai pancasila sila Ketuhan Yang Maha Esa dan bagaimana wujud implementasinya dalam kehidupan nyata.




BAB II
PEMBAHASAN
A.   Makna Sila Pertama Pancasila ( Ketuhanan Yang Maha Esa )
Pengakuan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kehidupan beragama bangsa Indonesia tidak bisa dipisahkan dengan sila-sila yang lain. Oleh karena itu kehidupan beragama harus dapat membawa persatuan dan kesatuan bangsa, harus dapat mewujudkan nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan beradab, harus dapat menyehatkan pertumbuhan demokrasi, sehingga membawa seluruh rakyat Indonesia menuju terwujudnya keadilan dan kemakmuran lahir dan batin. Dalam hal ini berarti sila pertama memberi pancaran keagamaan, memberi bimbingan pada pelaksanaan sila-sila yang lain.
Makna sila Ketuhanan Yang Maha Esa ini ialah
1.      Percaya dan taqwa kepada Tuhan yang maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
2.      Hormat dan menghormati serta bekerjasama antara pemeluk agama dan penganut-penganut kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup.
3.      Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.
4.      Tidak memaksakan suatu agama atau kepercayaannya kepada orang lain.
5.      Frasa Ketuhanan Yang Maha Esa bukan berarti warga Indonesia harus memiliki agama monoteis namun frasa ini menekan ke-Esaan dalam beragama.
6.      Mengandung makna adanya sebab pertama yaitu Tuhan Yang Maha Esa.
7.      Menjamin penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan beribadah menurut agamanya.
8.      Negara memberi fasilitas bagi tumbuh kembangnya agama dan iman warga negara dan mediator ketika terjadi konflik agama.
9.      Bertoleransi dalam beragama, dalam hal ini toleransi ditekankan dalam beribadah menurut agama masing-masing.
  1. Wujud Sila Ketuhanan Yang Maha Esa dalam Pratik Nyata

Pengamalan sila Ketuhanan Yang Maha Esa :
a.      Kita percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa menurut agama dan kepercayaan masing-masing.
b.      Kita melaksanakan kepercayaan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Mha Esa itu menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
c.      Kita harus membina adanya saling menghormati antar pemeluk agama dan penganut kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
d.      Kita harus membina adanya saling kerjasama dan toleransi antara sesama pemeluk agama dan penganut kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
e.      Kita mengakui bahwa hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa sebagai hak pribadi yang paling hakiki.
f.        Kita mengakui tiap warga Negara bebas menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.
g.      Kita tidak memaksakan agama dan kepercayaan kita kepada orang lain.

Pancasila sebagai falsafah negara tidaklah lahir dari sumber-sumber asing, tetapi berpancar dari sumber yang terdapat di bumi Indonesia sendiri, yang merupakan hasil sublimasi dari unsur-unsur hidup dan kehidupan Bangsa Indonesia baik materiil maupun spiritual, sehingga dengan demikian pancasila menjadi pedoman bagi hidup dan kehidupan tiap-tiap warga negara dan seluruh bangsa Indonesia , oleh karena itu pancasila mengingatkan tiap-tiap warga negara akan tanggung-jawabnya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Dalam dasar Ketuhanan Yang Maha Esa terkandung prinsip, bahwa Bangsa Indonesia adalah bangsa yang ber-Tuhan dan bahwa negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing serta untuk menjalankan ibadah menurut agamanya itu. Negara Republik Indonesia adalah negara yang ber-Tuhan dimana umat beragama saling menghormati, sesuai dengan ajaran agama (toleransi agama). Sebagai negara yang ber-Tuhan maka di dalam Republik Indonesia segala hokum yang berlaku haruslah dilaksanakan atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa.

Perwujudan sila Ketuhanan Yang Maha Esa sila Pancasila dalam praktik nyata, pada kenyataannya banyak masyarakat yang ber-Tuhan tetapi segala aktivitasnya tidak berprinsip Ketuhanan. Jadi belum sepenuhnya mengamalkan sila pertama Pancasila tersebut. Misalnya : seseorang yang hanya islam KTP tidak mengimplementasikan nilai-nilai islam,  melupakan ajaran ajarannya agamanya hanya sebagai formalitas saja.

Apabila manusia sudah benar mengamalkan sila Ketuhanan Yang Maha Esa secara nyata, tidak mungkin banyak terjadi penyimpangan-penyimpangan yang tidak berprisip Pancasila atau tidak berkemanusiaan. Namun, kenyataannya masih banyak manusia yang belum sadar dan belum mengamalkan sepenuhnya. Padahal sila Ketuhanan Yang Maha Esa itu merupakan pembimbing pada pelaksanaan sila-sila Pancasila yang lain. Seharusnya masyarakat yang sesuai dengan Pancasila dapat mengamalkan nilai-nilai luhur Pancasila dengan baik.







BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Perwujudan nilai-nilai Pancasila harus dimulai dari kesadaran seluruh masyarakat Indonesia ini. kehidupan beragama harus dapat membawa persatuan dan kesatuan bangsa, harus dapat mewujudkan nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan beradab, harus dapat menyehatkan pertumbuhan demokrasi, sehingga membawa seluruh rakyat Indonesia menuju terwujudnya keadilan dan kemakmuran lahir dan batin. Namun, dalam kenyataannya masih belum sepenuhnya masyarakat mengamalkan nilai sila Ketuhanan Yang Maha Esa.
B.    Saran
Sebagai warga negara Indonesia yang mempunyai dasar negara Pancasila seharusnya mampu mengamalkan nilai-nilai pancasila. Terutama sila Ketuhanan Yang Maha Esa, karena demi mewujudkan bangsa yang berkarakter perlu adanya kesadaran yang tinggi bagi warga negaranya.






DAFTAR PUSTAKA

Kansil.1977.Pancasila dan UUD 1945 Dasar Falsafah Negara.Jakarta:Pradnya Paramita
Notonagoro.1994.Pancasila Secara Ilmiah Populer.Jakarta: Bumi Aksara
Wahab Abdul Azis.1992.Pendidikan Pancasila 1.Jakarta

Eri, 2009. Sejarah Lahirnya Pancasila ( http://eri32.wordpress.com/2009/07/31/sejarah-lahirnya-pancasila/ΓΌ, diakses pada 28 Desember 2012)
Oktavianipratama. 2012. Arti dan Makna Sila Ketuhanan Yang Maha Esa ( oktavianipratama.wordpress.com/matakuliah-umum/kewarganegaraan/arti-dan-makna-sila-ketuhanan-yang-maha-esa/ diakses pada 28 Desember 2012 )

0 Response to "Perwujudan Sila Ketuhanan Yang Maha Esa dalam Praktik Nyata"

Posting Komentar