Kegunaan Sejarah ( Inspiratif )

BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Sejarah adalah pengalaman-pengalaman yang terjadi pada masa lampau dalam suatu masyarakat. Kemudian pengalaman-pengalaman tersebut dipelajari agar memperoleh manfaat dan arti penting bagi kehidupan sekarang dan yang akan datang. Dengan belajar sejarah maka orang akan mengetahui prestasi-prestasi yang pernah dicapai oleh generasi pendahulunya, kebudayaan bangsanya sendiri serta kebudayaan bangsa lain. Dengan belajar sejarah maka orang akan memperoleh nilai-nilai positif yang perlu diteruskan dan dikembangkan, sedangkan nilai-nilai negatif ditinggalkan.
Banyak orang beranggapan tidak perlu memikirkan masa lalu, masa lalu biarlah berlalu. Padahal sejarah itu sangat berguna bagi kehidupan masa kini dan masa yang akan datang. Tanpa adanya masa lalu tidak akan ada masa kini, kita dapat belajar dari masa lalu dengan mengambil hal positif yang ada dalam setiap kejadian. Misalnya saja ketika kita pernah melakukan kesalahan pada masa lalu kemudian mengambil pelajaran dari kejadian itu, pasti pada masa kini dan yang akan datang kita tidak akan mengulanginya kembali karena pengalaman yang mengajarkannya. Seperti yang diungkapkan Ir. Soekarno “Janganlah melihat ke masa depan dengan mata buta ! Masa yang lampau adalah berguna sekali untuk menjadi kaca bengala daripada masa yang akan datang”.
 Oleh karena itu, pentingnya kita mengetahui dan memahami apa kegunaan sejarah dalam kehidupan yang sekarang maupun yang akan datang.  Pada makalah ini akan diuraikan secara lebih rinci mengenai kegunaan sejarah khususnya kegunaan inspiratif.

B.      Rumusan Masalah
1.    Apa yang dimaksud kegunaan sejarah yaitu kegunaan inspiratif ?
2.    Bagaimana contoh cerita sejarah yang inspiratif ?

C.      Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Sejarah dan agar mahasiswa mengetahui dan memahami pentingnya belajar sejarah, apa saja kegunaan sejarah itu bagi kehidupan masa kini dan masa yang akan datang.



BAB II
PEMBAHASAN

A.     Kegunaan Inspiratif
Sejarah dalam arti kisah adalah upaya menghadirkan masa lalu dalam kehidupan sekarang. Dengan demikian belajar sejarah berarti berupaya untuk membangun kembali masa lalu dalam bentuk cerita sejarah. Tetapi, apakah hanya karena sekedar untuk mengetahui masa lalu kemudian menggugah pikiran seseorang hendak belajar sejarah ?. Jika memang demikian, orang tidak akan pernah mau belajar sejarah. Sebab, kehidupan ini bergerak ke depan bukan ke belakang. Namun, dalam kenyataanya,  orang banyak belajar sejarah.
Pengetahuan sejarah dapat membuat orang lebih bijak menghadapi romatika kehidupan. Tidak jarang orang menggunakan sejarah sebagai alat politik untuk melegitimasi kekuasaannya dan menyingkirkan lawan-lawan politiknya. Artinya, sejarah itu penting dipelajari dan sekaligus menjadi guru dalam kehidupan.
Sejarawan Inggris, Venerable Bede ( dalam Rahman Abd Hamid, 2011: 75 ), yang mengkaji tentang terbentuknya kebudayaan Anglo-Saxon, dalam bukunya The Elessiastical History of English menyatakan bahwa :
Jika sejarah merekam kebaikan orang baik, pendengar yang berpikir akan tergerak untuk meniru apa yang baik : atau jika ia merekam keburukan orang jahat, pendengar atau pembaca yang taat dan beriman akan bergerak untuk menghindari segala hal yang berdosa dan mati-matian mengikuti apa yang dia  ketahui sebagai yang baik dan disenangi Tuhan” (Warrington 2008:2-3).

Tanpa belajar sejarah, orang tidak akan mampu memahami keadaan sekarang. Sebab, apa yang ada sekarang adalah hasil atau proses yang telah terjadi pada masa lalu. Tanpa pengetahuan sejarah, orang pun tidak mampu menginterpretasikan tentang sesuatu yang akan terjadi di masa mendatang. Namun, tidak berarti bahwa sejarah adalah ahli nujum yang sering membuat ramalan-ramalan tentang masa depan. Singkatnya, kondisi sekarang dan yang akan datang adalah warisan masa lalu. Mengabaikan masa lalu pada dasarnya adalah pengingkaran atas realitas kekinian.
Berpikir historis memudahkan kita dalam memetakan masa depan dan sekaligus mengajarkan masa lalu. Sam Winenburg ( dalam Rahman Abd Hamid, 2011: 76) dalam  menuliskan historical thingking and other unnatural acts charting the future of teaching the past. Ada dua hal yang dimaksud, yaitu act charting the future ( upaya-upaya memetakan masa depan ) dan teaching the past ( mengajarkan masa lalu ). Upaya memetakan masa depan hanya bisa dilakukan ketika seseorang mengetahui masa lalu. Dalam konteks ini, sejarah berguna untuk memberikan inspirasi kepada orang yang belajar sejarah. Sebab, belajar sejarah adalah langkah mengetahui tata perilaku manusia ( baik individu maupun kolektif ) pada masa lalu. Dengan mengetahui sejarah, seseorang bisa melahirkan gagasan-gagasan cerdas tentang tindakan yang akan dilakukan.
Masih terdapat sejumlah cerita sejarah tentang perjalanan suatu bangsa yang pernah berjaya dan pada akhirnya runtuh. Pengetahuan sejarah yang demikian itu merupakan pelajaran penting dan berharga dalam menata kehidupan dimasa yang akan datang. Karena itu, belajar sejarah pada hakekatnya adalah salah satu cara untuk melahirkan pikiran inspirasi yang cerdas mengenai tindakan yang perlu dilakukan demi menjaga kelangsungan hidup sekarang dan yang akan datang. (Rahman Abd Hamid, 2011: 74-77).
Berbagai kisah sejarah dapat memberikan inspirasi pada para pembaca dan pendengarnya. Belajar sejarah disamping akan diperoleh ide-ide atau konsep-konsep baru kreatif yang berguna bagi pemecahan masalah masa kini, juga penting untuk memperoleh inspirasi dan semangat bagi mewujudkan identitas sebagai suatu bangsa, semangat nasionalisme maupun dalam upaya menumbuhkan harga diri bangsa.
Sejarah berguna untuk memberikan inspirasi atau pemikiran. Berbagai peristiwa pada masa lampau akan memberikan inspirasi pada pembentukan moral dan karakter bangsa ( nation building ). Misalnya semangat 1945 yang memiliki nilai-nilai persatuan dan kesatuan, rela berkorban, berjuang tanpa pamrih dan cinta tanah air. Melalui sejarah maka generasi muda, khususnya pelajar dan mahasiswa dapat memiliki inspirasi dan dapat berpartisipasi dalam pembangunan bangsa melalui bidang pendidikan dengan cara menyerap dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan demikian sejarah dapat menimbulkan munculnya ide-ide serta kreatifitas bagi kalangan para pemuda dan rangka turut serta melaksanakan pembangunan bangsa. 
Para generasi muda dapat mencontoh apa prestasi-prestasi yang dapat diraih oleh orang-orang dahulu, dengan itu generasi muda memperoleh inspirasi. Sehingga mereka dapat mengembangankannya dimasa sekarang dengan mengambil contoh yang positif dan lebih menjadikan hal positif itu lebih bernilai lagi. Sejarah merupakan inspirasi yang dapat dikembangkan.
Berbagai peristiwa masa lalu dapat memberikan inspirasi (ilham) pada generasi berikutnya .masa sekarang dan yang akan datang tidak akan terlepas dari masa lalu karena waktu merupakan merupakan sebuah garis linier. Tidak ada suatu peristiwa yang terjadi secara tiba-tiba , tidak ada peristiwa masa kini yang terputus dari peristiwa masa lampau . dengan memahami masa lalu manusia dapat menarik benang merahnya dengan masa kini.

B.      Contoh Cerita Sejarah sebagai Kegunaan Inspiratif
Cerita yang mendeskripsikan masa keemasan majapahit yang terdapat didalam “Nagara Krtagama”Kerajaan Majapahit merupakan salah satu kerajaan Nusantara yang terbesar yang sejak 700 tahun silam sudah dikenal hingga ke Pulau Madagaskar di Samudera Hindia, di lepas pantai timur Afrika. Kerajaan Majapahit semasa pemerintahan Raja Rajasa Nagara-Raja Hayam Wuruk telah terurai seperti apa adanya. Majapahit sebagai kerajaan Agung, bahkan amat gemilang pada masanya, selayaknya dikenal oleh masyarakat Indonesia.

·         Keemasan Majapahit dalam Masa Pemerintahan Hayam Wuruk
Raja Rajasa Nagara di Majapahit seorang raja yang sangat termasyhur, bagai jelmaan dewata Raja berhasil menghilangkan kesengsaraan rakyat, seluruh tanah Jawa sangat taat dan tunduk demikian pula seluruh Nusantara. Bahkan daerah luar pun bersahabat.
 Pada tahun 1334 Masehi lahirlah Raja Rajasa yang dinobatkan sebagai raja, sejak dalam kandungan di Kahuripan telah ada tanda-tanda Raja Rajasa Nagara orang yang luar biasa. Saat Raja Rajasa Nagara bertahta di tanah Jawa tunduk dan hormat, brahmana, ksatria, waisya, sudra serta pelaku empat tahapan kehidupan semua utamakan kebenaran, para penjahat tidak lagi berniat buruk karena takut pada kebesaran Raja Rajasa Nagara. Dikisahkan Raja Rajasa Nagara sangat berbakti kepada ibunya, setia pada ajaran agamanya. Raja Rajasa Nagara selalu berusaha menciptakan kesetiaan rakyat, tetap memegang teguh tugas kepemimpinan dan ahli dalam politik. Dari desa-desa dalam wilayah negeri menyerahkan pajak bagaikan air mengalir dipersembahkan menurut aturan.
Sang Pujangga Mpu Prapanca melukiskan kemuliaan Raja Hayam Wuruk ( Raja Rajasa Nagara ) layaknya “ matahari” yang memanasi jagat raya, sehingga Sang Baginda Raja Rajasa Nagara disejajarkan “bagai matahari dalam memusnahkan musuhnya”. Musnahnya para musuh menyebabkan rakyat Majapahit sentosa, kebenaran tegak, semua tunduk, dan menyerahkan upeti pada Baginda Raja. Kemudian Sang Raja juga diibaratkan sebagai Sang Hyang Satamanyu ( Dewa Indra ) menghujani bumi, hingga rakyat tak kekurangan pangan, serta layaknya Dewa Yama sebagai “Penguasa Neraka” saat Raja Rajasa Memusnahkan musuhnya.
Dikisahkan Raja Rajasa Nagara telah lama berkuasa di Majapahit. Pada tahun 1360 Masehi Beliau mengunjungi Tirib danm Sempur sambil berburu. Kisahkan dalam perburuan tersebut banyak binatang yang mati, tetapi banyak sekali pasukan yang celaka. Sang Raja maju dengan pasukan berkuda sehingga banyak buruan yang binasa, sera kelompok binatang terkocar-kacir. Yang perlu dicatat adalah “persidangan binatang hutan” yang dipimpin oleh si Raja Hutan yaitu harimau. Si harimau berkata jika musuh kita adalah sang tria paksa amat wajar kita lari tetapi yang memburu kita sekarang adalah Paduka Sri Baginda Hayam Wuruk dan rombongannya, maka serahkanlah nyawamu jangan ragu-ragu, sebab raja berkuasa menghilangkan nyawa semua makhluk hidup, memang kita tidak mau mati Cuma-Cuma, artinya kita akan melawan. Sehingga kita semua mati sebagai satria.
Pada penghormatan Hayam wuruk, penghormatan rakyat dan para raja di sekitar Majapahit pada Raja Rajasa Nagara. Pada bulan Palguna ( Februari – Maret ) Raja Rajasa Nagara menerima penghormatan dari seluruh rakyat dan pembesar kerajaan. Acara penghormatan dan pemujaan pada Raja Rajasa Nagara dilakukan secara berputar sebanyak tujuh kali mengelilingi panggung yang ditempati Baginda Raja. Sesaji disajikan oleh Pendeta Siwa Budha, hari ke empat belas ( Perwani ) Sang Raja berkeliling dengan busana indah.
Dalam kirab, Raja Pajang dan Pernaisuri paling depan disusul oleh Menteri Pajang Paguhan dan para pengiringnya menjadi satu. Di belakangnya menyusul Raja Lasem dan Permaisuri, Raja Kediri, Rani Jiwana dibelakangnya, dan paling akhir rombongan Raja Rajasa  Nagara. Gong dan aneka bunyi-bunyian mengiringi di depan dan di belakang, yang paling depan adalah para Pendeta Siwa Budha. Rakyat dan seluruh kerabat raja bersuka ria, sebagai rasa hormat atas keagungan dan kemuliaan Raja Rajasa Nagara.
Perlu digaris bawahi, dalam suatu kesempatan yang baik, Raja Rajasa Nagara bersabda : “Wahai rakyatku yang berbahagia hendaknya disadari bahwa suatu kerajaan atau negara yang besar ibaratnya “bagai hutan dan singa” Jadi, ada dua pasangan yang tak dapat dipisahkan. Jika hutan kering dan gundul, maka singa akan mati karena kekurangan makanan, bahkan akan kabur karena tak terlindungi hutan. Hutan yang tanpa binatang layaknya “negara tanpa prajurit” sehingga mudah diserang musuh dari luar. Misalnya karena hutan tanpa binatang buas, seenaknya manusia membabat hutan (illegal logging), akibatnya musuh datang menyerang, yakni “banjir dan kekeringan karena tak ada akar yang menahan air hujan”. Jadi, ingat jangan sama sekali membabat hutan, karena akan merusak lingkungan, binatang musnah sehingga bencana terhampar di depan mata” urai Sang Raja dengan manis dan berwibawa. Para hadirin semuanya menyatakan “siap mengamankan hutan, agar hubungan harmonis dengan binatang tetap terjaga, hingga manusia takut membabat hutan karena banyak binatang buas.”
Dari cerita tersebut terdapat kegunaan sejarah yaitu kegunaan inspiratif. Pesan yang dapat diambil yakni : “kerajaan atau Negara Kesatuan Republik Indonesia bagai singa dan hutan” Karenanya marilah kita resapkan makna yang terkandung dalam cerita ini dalam Berbangsa dan Bernegara, demi tegaknya Pancasila. Jadi, Jagalah persatuan kedalam sehingga musuh dari luar tak mengganggu keamanan NKRI. Majapahit tantram, damai, dan sejahtera akibat kemuliaan rajanya mengayomi rakyat, dan rakyat yang terayomi merasa tentram dan sentosa.
Dapat juga diambil inspirasi dari cerita masa pemerintahan Raja Rajasa Nagara ( Hayam Wuruk ) sebagai sosok Raja yang memiliki kepemimpiana yang baik yang dapat mewujudkan Nusantara hingga sedemikian rupa. Oleh karena itu, disamping dapat menggali gagasan-gagasan masa lampau yang berguna untuk mendapatkan inspirasi yang digali dari pelajaran sejarah sejalan dengan semangat nasionalisme dan patriotisme, terutama untuk mengembangkan karakter bangsa.

·         Kaizen dan Kebangkitan Bangsa Jepang
Ketika dua kota penyangga ekonomi Jepang yaitu Hiroshima dan Nagasaki di bom pleh Amerika. Dua kota itu hancur, dan Jepang terhenyak lalu mundur teratur. Kaisar Hirohito yang sangat dimuliakan rakyatnya memerintahkan agar perang dihentikan. Balatentara Dai Nippon yang bersemboyan Asia Timur Raya akhirnya takluk tanpa syarat kepada Sekutu dalam PD II yang menelan korban jutaan orang. Seluruh pasukan yang masih tersisa ditarik kembali.
Namun, akhirnya Jepang mampu bangkit lagi dari keterpurukan yang diciptakan oleh perang. Pertanyaan yang pertama kali terlontar dari Kaisar Jepang ketika mendengar kehancuran dua kota itu, bukanlah tentang jumlah panglima perang atau amunisi yang tersisa. Justru adalah, “berapa guru yang masih ada?”. Jika dirunut ke belakang, sebetulnya kebangkitan Jepang ini memang dipengaruhi satu faktor, yaitu mereka menempatkan ilmu dan pengetahuan dalam posisi penting sejak zaman Restorasi Meiji.
Restorasi ini berkonsentrasi di bidang pendidikan, yaitu mengubah sistem pendidikan dari tradisional menjadi modern. Programnya antara lain wajib belajar, pengiriman mahasiswa Jepang untuk belajar ke luar negeri (ke Perancis dan Jerman), dan meningkatkan anggaran sektor pendidikan secara drastis. Apa yang telah dilakukan Kaisar Meiji ketika itu adalah suatu keberanian yang nampaknya belum terpikirkan oleh para pemimpin kita saat ini. Buktinya, anggaran pendidikan 20 % hanya berhenti di kertas konstitusi.
Kembali kepada kebangkitan setelah pemboman Hiroshima, Jepang segera menyusun langkah kebangkitan. Seluruh waktunya lalu kembali digunakan untuk memperkuat basis ekonomi. Selain bertumpu pada karakter bangsa Jepang yang ulet dan tekun bekerja, faktor sentral kebangkitan itu karena konsentrasi Jepang yang hampir 100 persen di bidang ekonomi, sehingga ia dijuluki sebagai ‘bangsa asongan’. Untuk sementara, konflik politik Perang Dingin dan partisipasi dalam perdamaian dunia tak pernah diikuti Jepang. Langkah ini menuntun pada bangkitnya Jepang. Kunci utamanya ternyata adalah Jepang menerapkan prinsip Kaizen yang kemudian menjadi acuan bagi pola manajemen modern, terutama dunia bisnis.
Kaizen secara harfiah berarti continuous improvement, alias improvisasi berkelanjutan. Konsep ini, pada awalnya lahir karena kekecewaan orang Jepang yang belajar kepada perusahaan di Amerika. Setelah beberapa puluh tahun, ternyata perusahaan Amerika tidak pernah melakukan perubahan atau pengembangan dalam usaha, bahkan tetap persis sama dengan berpuluh tahun yang lalu ketika mereka ke sana pertama kali. Hingga lahirlah konsep kaizen ini.
Kaizen berarti peningkatan dalam keahlian. Hal ini memiliki maksud, kaizen erat sekali berhubungan dengan kesadaran akan pencarian masalah, kreativitas dan penciptaan ide, serta implementasinya. Ary Ginanjar Agustian mendefinisikan dengan lebih sederhana, bahwa kaizen berarti “mengambil yang baik, membuang yang buruk dan menciptakan yang baru.” Dibuktikan dengan produk-produk mobil Jepang yang irit, murah dan ringan. Yang secara sekaligus mengganti mobil buatan Barat yang boros, berat dan mahal.
Jika mengambil khazanah Islam, pengertian tersebut secara sangat kebetulan mirip dengan kaidah fikih yang berbunyi, “mukhafadah ’ala al-qadimi al-shalih, wa akhdu al-jadid al-ashlah”, yang berarti “mempertahankan perkara lama yang bagus dan mengambil hal-hal baru yang lebih baik”. Kaidah ini tentunya sudah dikenal lama oleh kaum cerdik cendekia di kalangan kaum muslimin, karena digunakan sebagai pemutus hasil ijtihad fiqhiyah. Pada prinsip pokoknya, inilah kaidah bagi sebuah tajdid (pembaharuan) sebagai bekal kebangkitan bangsa.
Dari cerita tersebut : Berdasar spirit kaizen dan tajdid, Terdapat hal yang pantas dijadikan inspirasi untuk kebangkitan bangsa.
Pertama, modernisasi adalah sebuah keniscayaan. Sebuah bangsa harus akomodatif, dan berenang dalam kenyataan yang jalin kelindan di sekitarnya. Kedua, orientasi terhadap ilmu pendidikan harus menjadi perhatian serius. Bercermin pada Jepang, prinsip kaizen yang mendunia itu tentunya tidak akan terjadi jika tidak didahului Restorasi Meiji yang memberi kesempatan belajar pada anak bangsanya secara luas. Sektor pendidikan harus menjadi prioritas pertama dalam pembangunan bangsa. Kaisar Hirohito juga pernah memerintahkan kepada ibu-ibu korban perang agar segera membentuk bun-ko, yaitu perpustakaan kecil di setiap RT. Selain peraturan negara, masyarakat juga proaktif secara mandiri membentuk “alat produksi” pengetahuan itu. Ketiga, adalah masalah kultur. Jepang mampu bangkit dengan tetap memegang teguh budaya dan karakter masyarakatnya. Tekun, tegas, patriotik dan toleran, itu beberapa di antara sifat bangsa Jepang. Ketegasan memegang tradisi ketimuran, menjadikan terpeliharanya norma kesopanan bersama tingginya tingkat pengetahuan yang melekat kuat.
Jadi, sebenarnya untuk meraih mutu kehidupan yang kita inginkan kita terus-menerus memperbaiki mutu diri kita. Jangan pernah berhenti pada satu titik saat seluruh dunia berubah. Jika kita berhenti memperbaiki diri pada satu tahapan maka yang ada kita akan menjadi manusia-manusia dengan sumber daya manusia yang terbelakang dibanding dengan mereka yang terus memperbaiki dirinya dari segala aspek kehidupan.




BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Dengan belajar sejarah kita dapat memperoleh banyak sekali manfaat karena sejarah sangat berguna bagi kehidupan masa kini dan masa yang akan datang. Tanpa belajar dari masa lalu kita ibaratnya seperti berjalan dengan mata buta yang tidak mempunyai pandangan pada masa kini dan nanti. Sehingga sejarah itu sangat berguna, salah satunya yaitu kegunaan inspiratif yang memberikan inspirasi bagi orang-orang masa kini dengan belajar dari orang-orang jaman dahulu. Kita dapat memperoleh inspirasi atau pemikiran. Berbagai peristiwa pada masa lampau akan memberikan inspirasi pada pembentukan moral dan karakter bangsa. Dengan demikian sejarah dapat menimbulkan munculnya ide-ide serta kreatifitas bagi kalangan para pemuda dalam rangka turut serta melaksanakan pembangunan bangsa. Sejarah itu penting dipelajari dan sekaligus menjadi guru dalam kehidupan.


DAFTAR PUSTAKA

Hamid,  Abd Rahman , Muhammad Saleh Madjid. 2011. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Ombak.
Ketut, I Riana, 2009. Nagara Krtagama. Jakarta : PT Kompas Media Nusantara.
Saefulhistory, 2012. Kegunaan Sejarah (http://saefulhistory-sejarah-saefulhistory.blogspot.com/2012/02/kegunaan-sejarah.html diakses pada Jumat, 21 Desember 2012 pukul 10.21 WIB )
http://jelajahsemesta.blogspot.com/

0 Response to "Kegunaan Sejarah ( Inspiratif )"

Posting Komentar